Senin, Desember 24, 2012
Semua bermula
dari tuturan di periode tahun 1990-an, tentang sebuah desa bernama Cerekang.
Tentang sebuah sungai, tentang sebuah bukit, dan riwayat seorang bernama
Sawerigading.
Waktu itu, saya
masih duduk di sekolah dasar. Kampung saya bernama Suli (sekarang Kabupaten
Luwu). Setiap liburan sekolah, nenek saya mengajak ke kebunnya di desa Pabeta dan
Malaulu (sekarang Kabupaten Luwu Timur). Jarak tempuh menggunakan kendaraan
umum sekitar lima jam. Berangkat pagi dan tiba sore.
Rabu, November 14, 2012
Sang Penembak
Nama-nama
Tanpa Nisan
Monumen Korban 40.000 Jiwa, di Kampung Kalukuang, Makassar. |
PADA SELASA 28
Januari 1947, ketika matahari pagi itu sudah setingi tombak, penduduk dikumpulkan
di sebuah lapangan Suppa, ada suara
ledakan pistol dan ratusan orang terkapar, lalu dimakamkan dalam tiga liang
besar.
Saat itu, Sikati berusia sekitar 25 tahun, bersama seorang
bayinya tidur dengan pulas di rumahnya di kampung Ujung, Desa Malongi-longi,
Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang. Jaraknya sekitar 10 kilometer menuju
Suppa. Ketika suara azan subuh dari surau-surau belum terdengar, tiba-tiba datang
suara gaduh. Ada serdadu ramai teriak, memerintahkan semua penghuni rumah untuk
keluar.
Kamis, Oktober 11, 2012
Tuan Penembak
Saya belum sempat menghitung berapa serdadu yang hadir di
lapangan itu, ketika kulihat kepala seorang lelaki tertembus peluru. Darahya mengalir
seperti keluar dari hidung, lalu merembes ke tanah. Badannya tertelungkup. Hanya
menggunakan celana kolor.
Di dekat tempat penembakan itu, ada ratusan perempuan dan
puluhan anak kecil tertunduk lesu di bawah kolong rumah, mereka hanya bisa
menangis. Sesekali menjerit, tapi seketika dibentak serdadu lainnya. Dan suara
kembali diam. Saya masih mengawasi wajah-wajah para perempuan, mencari rupa
istri, adik, atau anak-anak dari laki-laki yang tertembak itu. Tapi tiba-tiba suara
pistol kembali meletus, lelaki lainnya kembali terjungkal, rebah ke tanah.
Kamis, September 06, 2012
Tahu Kah Kau Saudara
Penghancuran rumah warga muslim Syiah di Sampang, Madura. |
Tahu kau saudara apa yang kupikirkan ketika membaca dan
menonton berita mengenai orang-orang pemeluk muslim Syiah di Sampang, Madura. Dimana
kulihat ada anak-anak ketakutan, suaranya seperti tersedak, tempat tidur mereka
lenyap, mainan mereka meleleh jadi abu, hitam. Anak-anak itu menyaksikannya
dengan tangan gemetar, didekap orang tuanya. Anak-anak itu juga melihat kawannya, mungkin kakaknya, atau
mungkin abangnya, ayahnya, omnya, tetangganya. Mati terbunuh.
Tahu kau saudara, siapa yang membuat tangis anak-anak itu
menggema, terdengar memilukan, adalah kawan-kawannya sendiri, mungkin
tetangganya juga. Tahu kau saudara, karena beda keyakinan tempat dan tanah yang
kita cintai ini sudah menakutkan. Seperti tempat asing lagi.
Jumat, Agustus 31, 2012
Engkau Tetap Sahabatku
Apakah paham komunis itu bisa mengancam pergaulan dan kebangsaan kita.
Suatu kali saya menempuh perjalanan 12 jam, dari Sorowako menuju Makassar. Saya menumpangi sebuah bus sewaan, duduk diantara orang-orang dengan beragam ekspresi. Bus itu tak memiliki lampu baca, akhirnya, saya mengaktifkan list lagu di hape. Selama perjalanan, dendang dan irama dari Iwan Fals, Cake, dan Nirvana memanjakan telinga. Benar-benar menyenangkan. Jika sudah demikian, maka khayalan saya akan berlari dan berlompat, liar dan tak terkendali.
Tapi khayalan saya tiba-tiba berhenti pada sebuah peristiwa. Saman pasca peristiwa Gerakan 30 September. Orang-orang menjadi ketakutan dengan ideologi komunis, saman dimana orang-orang PKI dianggap sebagai malapetaka. Bagi saya inilah salah satu saman kegelepan, memperkarakan pemikiran seseorang, lalu membunuhnya.
Selasa, Agustus 14, 2012
Meneropong Manusia Sulawesi
Gambar cap tangan di Leang Camming Kanang, Pangkep. |
Gua-gua
di sepanjang Maros dan Pangkep merupakan bukti nyata perdaban manusia di
Sulawesi.
GUGUSAN punggung
pegunungan cadas (karst) di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan,
berderet seperti sebuah permainan puzzle. Letaknya beraturan, membentuk
ceruk, lembah, dan tebing yang curam. Di sana terdapat ratusan gua yang penuh
dengan lukisan cap tangan, lukisan manusia, tinggalan tembikar, alat-alat batu,
kerang-kerang laut, hingga tulang-tulang hewan.
Written 8/14/2012 by Eko Rusdianto
ReportaseJumat, Juli 13, 2012
Surat Keterangan Ahli Waris
Suatu ketika harus ada yang melanjutkan kehidupan saya di dunia maya, merawat facebook, email, dan blog.
SAYA Eko Rusdianto. Saat ini berusia 27 tahun, pada
September nanti akan bergerak menjadi 28 tahun. Sejak 2007 saya aktif
menggunakan media internet sebagai bagian dari kehidupan. Saya percaya, bila
sebenarnya tuhan tidak hanya menciptakan dua dunia, yakni duniawi dan akhirnya,
melainkan menambahkan satu yakni dunia maya.
Rabu, Juli 11, 2012
Menyembuhkan Hati yang Luka
Bagimana orang-orang
yang lahir dari trauma, kemudian bangkit dan menemukan kepercayaan diri.
PERNAHKAH anda membayangkan kehidupan yang damai, hidup
saling tolong menolong, membagikan senyum kepada tetangga, lalu tiba-tiba berubah
jadi teror yang mencekam. Ketakutan dan ancaman seperti masuk ke sudut-sudut
rumah, dekat dan tak berjarak. Ada pengumuman dari suara-suara melalui pengeras
suara, dan orang-orang dibunuh. Jenasah-jenasah terkubur di tempat-tempat yang
tersembunyi.
Jumat, Juni 29, 2012
Famajjah
Lukisan Opu Daeng Risaju oleh Musly Anwar |
Aku mengenal namamu pertama
kali sebagai nama sebuah lapangan sepakbola di Belopa, Kabupaten Luwu.
Opu Daeng Risaju begitulah engkau disapa. Meskipun kau punya nama asli
Famajjah. Aku tentu tak pernah melihatmu, karena kau lahir tahun 1880, sementara
aku jauh sekali dibawahmu tahun 1984. Tak ada catatan mengenai bulan dan hari
kelahiranmu. Orang-orang di daerah kelahiranmu pun tak pernah membicarakanmu. Siapa
kau sebenarnya?
Written 6/29/2012 by Eko Rusdianto
ReportaseJumat, Juni 15, 2012
Bulu Poloe dalam Dua Masa
Bulu Poloe Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. |
Mengunjungi Bulu Poloe seperti melawat ke masa lampau. Masa
yang penuh misteri, masa dimana orang-orang tunduk dengan kehendak dewa. Saya
berusaha membawa diri kembali pada abad ke 12 hingga 16, mereka-reka adegan
dari beberapa bacaan. Dimana ketika itu, kerajaan Luwu begitu tersohor di
pusatnya Ussu. Masa dimana epik I La Galigo diciptakan.
Bulu Poloe adalah bagian dari perjalanan cerita I La Galigo.
Satu dari banyak adegan yang menimbulkan drama mencekam. Saya mendengar nama
Bulu Poloe, pada saat bersekolah di SMP. Mendengar ceritanya dari nenek,
tentang sebuah gunung yang terbelah ketika Sawerigading, orang tua I La Galigo
menebang pohon Walenrenge.
Kamis, Juni 14, 2012
Menunggu Kisah Ikan Purba
Danau Matano, di Kawasan Pontada Sorowako. |
Saban sore, apa lagi di akhir pekan pesisir danau Matano
selalu saja ramai. Ada rombongan anak muda, ada rombongan keluarga, semua
bergembira dan berenang bersama. Di dalam air ikut pula, ikan Opudi dan Luohan
melenggok mengikuti gelombang, lembut sekali. Dan pada kedalaman tertentu, ada
ikan Butini.
Opudi dan Butini adalah ikan purba endemik yang hidup di
danau Matano. Opudi bentuknya lucu, kecil, punya beberapa varian. Ada yang
siripnya putih, ada juga yang siripnya kuning. Sementara Butini lebih gelap,
punya mulut yang lebar, gigi dan rahang yang kuat. Siripnya juga lebar-lebar.
Selasa, Juni 12, 2012
Dari Rumah Kenangan
SEBENARNYA rumah kami menghadap sungai. Tapi aliran sungai
tak tampak juga, meskipun saya memanjat di pohon jambu. Sungai deras dan
mengalir cepat itu, terhalang kebun-kebun kakao yang subur. Pucuk-pucuknya
warna hijau muda dan beberapa menguning, karena hama pengerat.
Tebing-tebing sungai adalah tanah liat yang lengket. Bila
kena air, akan sangat licin. Bermain luncuran akan sangat menyenangkan. Di
bibir tebing itu ada pohon Bau yang
daunnya lebar-lebar seperti mangkuk. Di bawah rindangnya, permukaan air tenang
sekali, bila berenang memasuki sela-selanya, udaranya sangat sejuk. Saya dan
teman-teman sering bermain sembunyi-sembunyi.
Rabu, Mei 23, 2012
Semoga Inilah yang Dinamakan dengan Akal Sehat
Saya bukan pemuja kepercayaan setan. Saya juga bukan pemuja
lagu-lagu dunia barat – mungkin karena saya tidak terlalu mengerti. Saya juga
bukan anggota partai tertentu, juga bukan anggota organisasi tertentu. Saya
pemuja keberagaman, memuja ketentraman, kenyamanan dan kedamaian. Semoga inilah
yang dinamakan akal sehat.
Sejak beberapa hari ini, saya mulai gelisah dengan berita penolakan
kedatangan penyanyi Lady Gaga di Indonesia. Ada beberapa organisasi masyarakat menentangnya,
salah satu yang paling keras adalah Front Pembela Islam (FPI), bahkan Majelis
Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa haram. Dan ada juga beberapa kawan-kawan
yang mendukung pandangan penolakan.
Senin, Mei 14, 2012
Pariwisata dan Politik Kebudayaan
Kapan produk
kebudayaan itu mulai kehilangan nilai? Saya kira, ketika sudah mengikuti agenda
pariwisata yang disusun pemerintah.
Pada 10 Oktober 2010, ketika warga Makassar disibukkan untuk
menyambut ulang tahun kota Anging Mamiri yang ke 403 tahun, di anjungan pantai
losari ada peragaan tarian kolosal. Dilakukan oleh ratusan perempuan, bergerak
gemulai di atas perahu bercadik kecil.
Tari Pakkarena dilakukan di atas perahu itu.
Minggu, Mei 06, 2012
Siapakah Saya
Ini seperti pergumulan pemikiran saya. Diantara
sekian banyak orang, pertanyaan ini mungkin pernah hinggap, atau bahkan
menempel berhari-hari hingga berlama-lama. Tapi saya membawanya hingga sekarang.
Siapakah Saya?
Siapakah Saya?
Pada sebuah perjumpaan, saya menemukan cerita
tentang Ahmad Wahib sementara jauh sebelumnya sudah berkenalan dengan Soe Hok Gie. Mereka
berdua membuat saya cemburu, anak muda yang menelorkan pemikiran-pemikirannya dan
gagasan-gagasannya dengan begitu manis melalui tulisan. Sayangnya mereka
meninggal begitu cepat.
Senin, April 30, 2012
Masa Gemilang Pattimang
Gerbang utama memasuki kompleks makam Andi Pattiware dan Datu Sulaeman, di desa Pattimang, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. |
Sebuah desa kecil nan terpencil menyimpan kejayaan masa lalu kerajaan
Luwu.
DESA Pattimang sedang
bersolek. Gerbang utama kompleks situs pemakaman Datu Sulaiman dan Andi
Patiware dicat ulang. Di kiri-kanan jalan dihiasi walasuji atau bambu yang dirajut dengan indah, hingga terlihat
seperti pagar. Di depan gerbang
utama itu, penduduk mendirikan bangunan dari atap daun sagu, seakan membungkus
badan jalan, sebagai tempat melakukan manre
sappera atau makan bersama sepanjang 1 kilometer.
Persiapan melakukan hajatan manre sappera itu berlangsung selama
seminggu. Menghidangkan sekitar 110 jenis makanan tradisional dan dihadiri
puluhan raja dari se-Nusantara.
Minggu, April 15, 2012
Obrolan Sore di Pesisir Matano
Mahade Tosalili, 76 tahun. |
Rumah kebun Mahade, berdiri diatas permukaan air danau Matano.
Punya satu ruangan utama. Di situ ada dapur dan sebuah ranjang kayu dengan kasur
lipat. Di beberapa bagiannya, ada peralatan berkebun berjejer.
Saya berkunjung ke tempatnya pada Kamis, 12 April 2012,
sekitar pukul 14.00. Dia menerima saya, di beranda belakang rumah. Halaman
belakangnya adalah hamparan permukaan danau Matano. Kami bersendagurau di
beranda itu, sembari mengisap rokok dan tertawa sesekali.
Rabu, April 11, 2012
Bertemu Pappilio androcles
Saat mengunjungi Bantimurung, hal yang paling membuat
nyaman adalah air terjunnya. Saat mendekatinya gemuruhnya membuat suasana
menjadi hangat.
|
Mengunjungi Bantimurung, seperti mengunjungi bagian daratan
lain di Sulawesi Selatan. Sejuk dan memikat, ibarat taman firdaus Nabi Adam
sebelum diturunkan ke bumi. Di sana ada air
terjun, gunung-gunung karst yang terpisah seperti pulau, tebing batu, dan kupu-kupu.
Pada tahun 1857 seorang naturalis Inggris, Alfred Russel
Wallacea mengunjunginya, dan menulis tentang kehebatan taman cantik itu. Wallacea
menemukan beberapa serangga mengagumkan, kupu-kupu adalah yang paling menarik
hati. Dia mencatat ratusan spesies serangga dan menggambarkan kupu-kupu Pappilio androcles yang cantik.
Selasa, April 10, 2012
Bapak Erang dan Pui-puinya
Bapak Erang saat melakukan demo di Sanggar Alam Benteng Somba Opu, Sabtu 7 April 2012. |
Mudding Daeng Erang – akrabnya Bapak Erang, seoarng pendiam
dan tidak banyak bicara. Penyendiri dan tak senang basa-basi. Bicaranya polos dan
tak menyenangi akal-akalan apalagi kebohongan. Hidupnya lurus seperti kisahnya
dalam mengabdikan diri didunia kesenian. Saya bertemu dengannya di Sanggar Alam
Benteng Somba Opu, pada Sabtu 7 April 2012.
Usia bapak Erang sudah lebih dari 60 tahun. Rambutnya
memutih. Dia tinggal dan berumah di Kabupaten Takalar sekitar 20 km dari Makassar. Di Sanggar Alam Benteng
Somba Opu, dia membantu kakaknya Serang Dakko menjalankan roda kesenian.
Minggu, April 01, 2012
Satu Rumah, Satu Halaman
Di sekitar kolam Patea Sorowako, luasnya sekitar 1 hektare,
ada beragam kehidupan dan mahluk yang menghuninya. Suara burung saling bersahutan,
percikan air dari kibasan ikan, tumbuhan aneka warna, hingga para serangga.
Mereka seperti para penggoda dan perayu ulung.
Hidup di satu rumah dengan
halaman yang sama. Mereka bertemu, saling tahu, saling membutuhkan, dan juga
saling membunuh.
Minggu, Maret 11, 2012
Sabaruddin dan DI/TII
Usia Sabaruddin lebih dari 70 tahun. Kepastiannya dia tak bisa menentukan. Tak ada catatan mengenai kelahirannya. Tapi penggalan kisahnya terekam cukup baik di kepalanya.
Sabaruddin tinggal di daerah Patea –sekarang kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Patea oleh warga Sorowako dikenal sebagai perlintasan menuju tempat pemakaman umum. Patea berdekatan dengan lapangan tempat perkemahan, lapangan belajar mengemudi dan lapangan Golf perusahaan PT Vale Indonesia.
Jumat, Maret 09, 2012
Ini Cerita Kami
Saya hanya bisa
mengingat masa kecilku ketika bersekolah di taman kanak-kanak. Itu pun masih
samar-samar. Dan sebelum bersekolah kenangan itu tak ada sama sekali.
Waktu, sekolah di
taman kanak-kanak, saya selalu berangkat dengan seorang sepupu. Namanya Andi
Jauhan. Sekarang sudah bekerja sebagai pelaut dan mengelilingi beberapa negara.
Saya kelas nol besar, dia di nol kecil.
Sabtu, Maret 03, 2012
TNI dan POLRI dapat Diskon Naik Bus
Stiker diskon untuk TNI dan POLRI |
Saya tiba di Baron, Kabupaten
Nganjuk, Surabaya pada 25 Februari 2012. Sehari kemudian saya menyempatkan
jalan-jalan ke Malang bersama dua adik saya. Tiga hari kemudian, kembali ke
Baron menghadiri pesta pernikahan adik sepupu.
Perjalanan menuju Malang dari Baron
membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Menggunakan dua bus dan satu angkutan
mikrolet. Rutenya Baron ke Jombang, menggunakan bus besar Sumber Kencono,
berpendingin udara, tarifnya Rp9,000, jarak tempuhnya sekitar 45 menit. Dari
Jombang ke terminal Malang menggunakan bus kecil tanpa pendingin udara namanya
Puspa Indah, tarifnya Rp16,000, sekitar 3 jam. Dari terminal lalu dengan
angkutan umum warna kuning dengan tulisan depan ADL, tarifnya Rp2,500 setiap
orang, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit.
Selasa, Februari 21, 2012
Saya Muslim, Saya Indonesia
SAYA mulai mencintai kebebasan setelah berkenalan dengan
banyak orang. Yang paling berkesan perkenalan saya dengan Bissu Saidi dan Daeng
Serang.
Bissu
adalah gelar bagi seorang ahli spritual masa kerjaan. Dia menjadi tameng
spiritual dan tempat meminta pendapat ketika raja hendak melaksanakan sesuatu
(perang atau ritual). Pada cerita epik I La Galigo, peranan bissu pun sangat
besar. Bila tokoh utama dalam epik itu adalah Sawerigading, maka tokoh keduanya
adalah We Tenriabeng (adik perempuannya). Dikisahkan Sawerigading tak akan
mampu mendapatkan wanita pujaannya We Cudai tanpa campur tangan We Tenriabeng.
Senin, Februari 13, 2012
Cinta dan Kehormatan
Musytari Yusuf menulis tentang laku kehidupan dan adat yang dipegang teguh masyarakat Bugis dan Makassar pada umumnya, siri’. Menggambarkannya dengan baik dan penuh kehangatan, setting ceritanya mengambil masa pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Palopo, Sulawesi Selatan.
Pasca pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia, Kahar Muzakkar pria militer setelah melanglang buana di Jawa kembali ke Sulawesi Selatan. Kekecewaannya untuk mendapatkan pengakuan negara agar para pasukannya dimasukkan dalam angkatan militer tak dipenuhi presiden Soekarno.
Sabtu, Februari 11, 2012
Dari Sebuah Nama
Bertemu dengan Usman Yusuf, secara kebetulan. Dia bekerja sebagai pengantar koran di Sorowako, sejak 1990. Usianya 61 tahun.
Jumat, Februari 03, 2012
Orang-orang yang Menjadi Tua (cerita pendek eko rusdianto)
Kamis, Februari 02, 2012
Saatnya Belajar dalam Gelap
Justo, adalah seorang laki-laki. Dia bekerja di kapal asing sebagai seorang pelayan. Mengelilingi banyak Negara dan punya banyak cerita. Dua tahun lalu ketika bersama teman-temannya berpesta minuman keras hingga dua hari. Lalu kemudian terbangun disuatu siang, penglihatannya gelap. Seperti mati lampu.
Sabtu, Januari 07, 2012
Langganan:
Postingan (Atom)